Metode Kromatografi Kertas
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu
fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Dari
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat dua komponen penting dalam
kromatografi yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau
gas).
Kromatografi melibatkan pemisahan terhadap
campuran berdasarkan perbedaan-perbedaan tertentu yang dimiliki oleh
senyawanya. Perbedaan yang dapat dimanfaatkan meliputi kelarutan dalam berbagai
pelarut serta sifat polar. Kromatografi biasanya terdiri dari fase diam (fase
stasioner) dan fase gerak (fase mobile). Fase gerak membawa komponen suatu
campuran melalui fase diam, dan fase diam akan berikatan dengan komponen
tersebut dengan afinitas yang berbeda-beda. Jenis kromatografi yang berlainan
bergantung pada perbedaan jenis fase, namun semua jenis kromatografi tersebut
berdasar pada asas yang sama
Pengertian Kromatografi Kertas
Kromatografi adalah proses
melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap
zat - zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan
apa yang disebut kromatogram (Khopkar, 2008).
(berikut ini video/animasi kromatografi kertas)
(berikut ini video/animasi kromatografi kertas)
Susunan Kromatografi Kertas
Dalam kromatografi, komponen -
komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer
massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul - molekul
campuran serap pada permukaan partikel - partikel atau terserap. Pada
kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari
sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas
oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam
sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya
kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai
bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti.
Dalam suatu hal yang berhasil, solut - solut dari campuran semula akan
berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk
membentuk sederet noda - noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu
saja noda - nodanya dapat terlihat. Distribusi dapat terjadi antara fase cair
yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib
dengan fase cair itu. Dalam kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak
mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung,
sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng
kaca atau lembaran plastik (Anonim, 2010).
Teknik kromatografi kertas
diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin (1994), yang menggunakan kertas
saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang
memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air
diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat
dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan
air bertindak sebagai fase diam yang terserap di antara struktur pori kertas.
Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan
air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan
kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing
komponen di antara fase diam dan fase bergeraknya. Kromatografi kertas
digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuntitatif. Senyawa - senyawa
yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya asam amino, gula -
gula, dan pigmen - pigmen alam (Yazid, 2005).
Dalam teknik kromatografi kertas,
proses pengeluaran asam mineral dari kertas disebut desalting. Larutan
ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari
salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas
dikeringkan, diletakkan di ruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan
pelarut yang sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis.
Descending adalah salah satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak menuruni
kertas akibat gravitasi. Pada teknik ascending, pelarut bergerak ke atas dengan
gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending.
Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas
sirkuler. Kondisi - kondisi berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai
Rf yang reprodusibel. Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh
lebih dari 0,5oC. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan
atmosfer pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya
pada kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rfnya tidak boleh
berbeda lebih dari 0,02 (Khopkar, 2008).
Prinsip Metode Kromatografi Kertas
Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbsi dan
kepolaran, di mana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran
yang diadsorbsi pada permukaan fase diam. dan kepolaran komponen berpengaruh
karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki
kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak
(Yazid, 2005).
Suatu atomiser umumnya digunakan sebagai reagent penyemprot
bila batas permukaan pelarut dan zat terlarut dalam kertas ingin dibuat dapat
dilihat. Atomiser yang halus lebih disukai. Gas - gas juga dapat digunakan
sebagai penanda bercak, untuk karbohidrat notasi Rg digunakan untuk
menggantikan Rf. Setelah penandaan bercak batas permukaan, selanjutnya dapat
dilakukan analisis kalorimetri atau spektroskopi reflektansi bila sampel berupa
logam. Materi yang terdapat di dalam kertas dapat ditentukan secara langsung
dengan pelarutan. Kromatografi kertas selain untuk pemisahan dan analisis
kuantitatif, juga sangat bermanfaat untuk identifikasi. Hal ini dapat dilakukan
misalkan dengan membuat grafik antara Rm α terhadap jumlah kation dalam suatu
deret homolog (Khopkar, 2008).
Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang
bertindak sebagai tempat untuk mengalirnya fase gerak. Berbagai macam kertas
yang secara komersial tersedia adalah whatman 1, 2, 31 dan 3 MM, kertas asam
asetil, kertas kieselgurh, kertas silikon dan kertas penukar ion juga
digunakan. Tersedia juga kertas selulosa murni, kertas selulosa yang
dimodifikasi dan kertas serat kaca. Zat - zat hidrofobik dapat dipisahkan pada
kedua jenis kertas terakhir ini. Kertas asam asetil atau kertas silikon dapat
digunakan untuk zat - zat hidrofobik, sedangkan untuk reagent yang korosif,
kertas serat kaca dapat digunakan. Untuk memilih kertas, yang menjadi
pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan
spot, efek tailing dan pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama
untuk teknik descending (Khopkar, 2008).
Sumber :
Khopkar, SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik.
UI-Press. Jakarta.
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisik untuk Paramedis. ANDI.
Yogyakarta.
bermanfaat sekali... tks
ReplyDeleteayo dapatkan promo besar di F|A|N|S|P|O|K|E|R|^^
ReplyDeletekami menyediakan free chip setiap 1hari 1kali deposit
bonus rollingan 0.5% yang di bagikan setiap hari senin
dan bonus refferal 20% yang di bagikan setiap hari kamis
ayo ditunggu apa lagi mari segera bergabung dengan kami :* :*