Jenis Tanaman Obat

Hingga saat ini hampir disetiap wilayah Indonesia masih terdapat masyarakat yang mengetahui jenis–jenis tanaman obat sekaligus memanfaatkan tanaman obat tersebut dalam penyembuhan penyakit. Adapun  jenis tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya : bayam duri (Amaranthus spinosus) manfaatnya untuk bronchitis, gangguan pernapasan, demam; kaki kuda (Centela asiatica) manfaatnya sebagai obat disentri, sakit perut, radang usus, batuk; jahe (Zingiber officinale) manfaatnya sebagai obat kompres pada sakit kepala, campuran dalam makanan untuk mengobati sakit perut, jambu biji (Psidium guajava) manfaatnya untuk obat diare, sakit perut, dan sariawan; putri malu (Mimosa pudica)  manfamatnya untuk obat disentri, sakit ginjal (daunnya), sedangkan akarnya untuk obat muntah, sukar kencing; sambiloto (Andrographis paniculata) manfaatnya sebagai obat disentri, mencret, kompres pada kulit gatal, dan pada luka binatang berbisa, kunyit (Curcuma domestica) manfaatnya untuk memperlancar asi, batuk, obat kompres sengatan serangga atau kena ulat bulu, temulawak (Curcuma xanthorrthica) manfaatnya sebagai obat maag, sembelit, menghilangkan bau tidak sedap pada waktu haid; bandotan (Ageratum conyzoides) manfaatnya sebagai penurun panas, disentri; kecubung (Datura metel) sebagai obat rematik, asma, sembelit, sakit pinggang; lempunyang (Zingiber aromaticum) manfaatnya sebagai obat kuarang darah, kaki bengkak; lengkuas (Languas galaga) untuk penyakit kulit (panu, kurap), saga (Abrus precatorius) sebagai obat demam, batuk sariawan, amandel, radang mata dan gigitan ular; sirih (Piper betle) untuk menghilangkan bau badan, bau mulut, mengurangi produksi asi yang berlebihan, menghentikan pendarahan gusi yang baru dicabut, menghilangkan keputihan(Osworld, 1981).

Menurut Hamzah (2003) bahwa dalam pengobatan tradisional masyarakat pulau Mansinam memanfaatkan 25 jenis tanaman yang tergolong dalam 20 famili. Jenis tanaman tersebut dapat mengobati 16 jenis penyakit. Cara peramuannya ada yang dikikis, diramas, direndam, dibakar, ditumbuk, direbus, dikunyah, dan sebagainya. Bagian–bagian yang dimanfaatkan yaitu akar, batang, daun, kulit, getah, dan buah. Pola pelestarian tanaman–tanaman tersebut belum dilakukan masyarakat Mansinam. Pengetahuan tentang tanaman–tanaman tersebut secara turun–temurun.

Lain halnya dengan masyarakat Mansinam, menurut Howay (2003) bahwa masyarakat suku Maibrat memanfaatkan 40 jenis tanaman yang termaksuk dalam 30 famili. Bagian tanaman yang digunakan adalah kulit dan daun 12 jenis tanaman, merebus sebanyak 6 jenis, tanpa diramu 6 jenis, dan diminum 16 jenis. Ada 25 khasiat dari pemanfaatan jenis–jenis tanaman tersebut, dimana 24 khasiatnya untuk manusia seperti jenis Laportea sp untuk obat malaria dan Zingiber officinole berkhasiat sebagai obat cacingan dan 1 (satu) khasiatnya untuk hewan.

Adapun jenis - jenis tanaman obat tradisional yang digunakan atau dibudidayakan di Desa Pakuli Kabupaten Sigi Biromaru Provinsi Sulawesi Tengah yaitu : kayu lana (Catharanthus folium) manfaatnya untuk asam urat dan diare; bekava manfaatnya untuk penyakit ginjal, dan melancarkan air seni; dan masih banyak jenis tanaman lainnya yang semuanya itu berjumlah 154 jenis (Gailea, 2004). (baca juga sejarah tanaman obat tradisional di Indonesia)

Sumber :

Hamzah A., 2003. Buletin Taman Nasional Lore Lindu. Balai Taman Nasional Lore Lindu. Palu.

Gailea, R., 2004. Identifikasi Pemanfaatan Dan Pengembangan Tumbuhan Obat di Sekitar Taman Nasional Lore Lindu. Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.