Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perlibatan Keluarga Pada Penyelenggaran Pendidikan di Era Kekinian


"Media Digital dan Peran Keluarga"

Lingkungan keluarga adalah tempat atau media yang utama seorang anak memperoleh pendidikan. Ayah dan Ibu sebagai anggota keluarga menjadi pilar pendidik pertama dalam proses perkembangan kehidupan anak.

Keluarga khususnya orang orang tua bukan hanya meneruskan keturunan atau menjalin kasih sayang. Akan tetapi tugas utama keluarga adalah menciptakan bangunan dan suasana proses pendidikan keluarga sehingga melahirkan generasi yang cerdas dan berahlak mulia serta menjadi pribadi yang dapat hidup ditengah-tengah masyakatnya, dan sekaligus dapat menerima, menggunakan serta mewarisi nilai-nilai kehidupan dan kebudayaan

Diera globalisasi seperti ini, tantangan keluarga dalam mendidik anak semakin besar dengan kian mudahnya akses informasi yang masuk berkat kemajuan teknologi. Namun demikian bukan berarti keluarga menjauhkan diri dari teknologi. Keluarga diharapkan mampu menyeleraskan perkembangan teknologi dengan penyelenggaran pendidikan. Sehingga orang tua harus terlibat  dalam proses pendidikan baik itu dirumah atau di sekolah, dan tentunya dapat memanfaatkan teknologi untuk menunjang pendidikan anak. Agar teknologi sejalan dengan tujuan pendidikan yang telah direncanakan maka suatu keluarga perlu melakukan beberapa hal berikut

1.    Penguatan karakter

Kemajuan arus teknologi informasi yang mengglobal ternyata mampu mempengaruhi cara berfikir dan tindakan orang tua. Bahkan orang tua cenderung instan dalam memberikan fasilitas media kepada buah hatinya. Sebagian orang tua berharap anak akan belajar dengan sendirinya, karena media digital telah menyediakan segalanya.

Padahal dunia digital dikenal istilah “think before click” kalimat ini  memang sederhana, akan tetapi ini mengindikasikan bahwa sebelum seseorang mengakses konten digital tentu harus tahu dulu apa yang akan dijelajahi jangan sampai istilah ini menjadi  terbalik “click before think”. Disinilah peran keluarga sangat penting  yaitu dengan membangun kerangka berfikir anak dengan memahamkan nilai-nilai religius dan norma-norma yang baik yang ada pada masyarakat. Keluarga terus membangun pondasi pada anak agar mereka dapat mandiri, bertanggung jawab, tidak mudah menyerah, toleran dan nilai-nilai positif lainnya. Tentu ini bukanlah hal mudah, karena keluarga  sedang membangun “self control” pada anak, sehingga meskipun tanpa pengawasan sang anak tetap melakukan hal-hal positif dan terkendali.
Pada tahap ini keluarga dituntut mampu menciptakan kondisi yang mampu menunjang perkembangan karakter anak. Lingkungan keluarga harus menjadi media utama seorang anak memperoleh pendidikan. Orang tua maupun anggota keluarga senior harus mampu memberikan teladan kepada anak, termasuk menggunakan teknologi dengan bijak.

2.     Mengenalkan teknologi

Anak-anak cenderung ingin mengetahui banyak hal, dan hal ini sangat didukung oleh pesatnya arus teknologi. Mereka bahkan mengenal teknologi dari lingkungan mereka berada. Oleh karena itu, ada baiknya sebelum anak mengenal teknologi lebih jauh, orang tualah yang  terlebih dahulu mengenalkan teknologi tersebut. Orang tua dapat membimbing anak tentang apa saja manfaat teknologi dan apa kerugiannya serta bahaya yang akan mengintai anak.
Pada sisi ini orang tua di tuntut untuk tidak gagap terhadap teknologi sehinggga orang tua juga harus belajar tentang teknologi dan memahami alur kerja teknologi. Sehingga orang tua yang faham akan teknologi bisa mengajarkan kepada anak bahwa  apa yang dia akses adalah berita HOAX, mengandung konten pornografi, perjudian, penipuan atau bahkan ujaran kebencian.
Selain itu tua tua juga dapat mengenalkan pada anak konten yang baik dan bisa dijadikan referensi terutama yang dapat mendukung pendidikannya atau bahkan yang  bisa dijadikan referensi sebagai life skill anak.

Lebih jauh, orang tua bahkan bisa mengenalkan anak bagaimana cara membuat konten yang benar dan bermanfaat, bersosial media dengan baik atau mencari teman dunia maya yang  tepat.

Nah bagaimana dengan orang tua yang kurang faham dengan teknologi atau bahkan memiliki waktu yang kurang di keluarga karena terbentur dengan pekerjaan  dalam hal jika dalam keluarga ada anggota keluarga yang senior, seperti si kakak yang faham tentu dapat saling bahu-membahu dalam mengenalkan teknologi pada anak, sehingga dalam keluarga terus bersinergi dalam menggapai tujuan keluarga dalam mendidik anak.

3.     Memanfaatkan teknologi

Di era kekinian, pendidikan sangat terbantu dengan adanya teknologi yang mampu mempercepat arus informasi yang tidak terbatas  hanya pada buku, atau media konvensional lainnya. Akan tetapi ada banyak referensi yang interaktif dan tentunya bisa diakses dimana saja. Sehingga hal ini sangat menguntungkan bagi dunia pendidikan khususnya merencanakan pendidikan anak.

Dengan kemudahan tersebut, orang tua dapat membantu anaknya untuk  mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari apa yang didapatkan anak disekolah. Kecerdasan keluarga dalam memanfaatkan teknologi bisa dipastikan dapat meningkatkan prestasi anak disekolah.

Selain itu teknologi dapat juga digunakan untuk menguatkan ikatan kekeluargaan. Misalnya ayah dan anak sama-sama menonton acara yang sama, atau misalnya main game bersama anak. Hal ini tentunya akan meningkatkan hubungan  emosial antara anak dan keluarga.

Aktivitas seperti tersebut dapat juga dilakukan diluar rumah, hal ini dimaksudkan untuk memberi suasana baru atau dan mengajak anak untuk lebih banyak bermain di luar. Namun, hal ini dilakukan dengan porsinya atau bahkan dibuat jadwalnya sehingga anak yang senang pada kondisi seperti ini akan selalu menunggu momen-momen tersebut.

Orang tua yang bijak dalam menggunakan teknologi harus dapat mensinergikan antara pendidikan di rumah dan di sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai, sehingga orang tua harus berperan aktif di sekolah. Namun demikian sedikitnya waktu karena kesibukan, banyak orang tua yang mengabaikan hal ini.

Kehadiran teknologi diharapkan dapat mengatasi kesenjangan tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan orang tua adalah memanfaaatkan aplikasi chatting pada smartphone,  hal dimaksudakan karena aplikasi tesebut memungkinkan guru atau wali kelas dapat menginformasikan aktivitas anak secara cepat seperti hasil belajar anak, kendala yang dihadapi anak dengan pelajaran tertentu atau bahkan ketika anak mendapat masalah baik itu dengan siswa maupun dengan guru.

Agar komunikasi tersebut bisa lebih efektif orang tua dapat memanfaatkan fitur group pada aplikasi chatting seperti whatsapp atau telegram sehingga memungkinkan adanya interaksi yang lebih luas dengan melibatkan semua guru mata pelajaran dengan orang tua hingga ke komunitas para wali murid yang sejawat dengan anak kita. Komunitas tersebut diharapkan bisa menjadi tempat berbagi antara guru dan wali murid, bahkan lebih jauh sekolah dapat memfasilitasi interaksi tersebut dengan menambahkan pakar atau praktisi yang bergerak dibidang pendidikan.

Selain itu, sekolah dapat juga menggunakan aplikasi GAFE (Google Apps for Education) untuk memaksimalkan kolaborasi antara antar siswa, siswa dengan guru, guru dengan orangtua, bahkan dengan masyarakat sekitar pun bisa. 

Seperti untuk ulangan, pengayaan, tes di kelas bisa menggunakan fasilitas ini secara realtime. Hasil pengerjaan tugas dan nilainya bisa diunggah ke aplikasi. Sehingga data-data tersebut tinggal ditarik untuk pembuatan laporan di raport. 

Di manapun berada, guru dan siswa bisa menggunakan aplikasi ini. Seperti ketika karena tugas lain harus meninggalkan kelas, guru bisa memberikan materi ajar maupun tugas ke siswa melalui aplikasi. Dengan demikian tidak ada alasan bagi siswa untuk tak mengerjakan tugas karena mereka terkoneksi dengan aplikasi ini.



4.    Mengontrol teknologi pada anak

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun 2017 bahwa terdapat beragam usia yang menggunakan internet begitupun dengan konten yang diupload mupun konten diakses. Dengan ragam rupa tersebut maka apapun ada di internet. Sehingga memberi kebebasan sepenuhnya pada anak untuk mengakses media digital bisa jadi merupakan kekeliruan. Hal ini tak lepas dari sifat anak yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Disamping itu para pelaku cyber crime terus mengamati celah media digital untuk menjebak korbannya.



Dengan demikian walaupun orang tua telah memberikan pemahaman kepada anak, mereka tetap mendampingi sang buah hati. Disamping itu untuk memaksimalkan fungsi pengawasan orang tua perlu melakukan beberapa hal. Pertama, membatasi jam operasi medi digital. Antara orang tua dan anak harus menyepakati aturan seperti, pada saat makan, belajar, kesekolah dan menjelang tidur tidak boleh lagi menggunakan media digital. Kedua, mengaktifkan fungsi parental control pada media digital seperti televisi, komputer dan smart phone.

Selain itu orang tua harus dapat mendeteksi gejala yang terjadi pada anak seperti kecanduan game, chatting dengan orang asing yang tidak jelas asal usulnya dan lain sebagainya. Yang terdapat kemungkinan bahwa anak akan mengalami masalah di kemudian hari.

Oleh karena itu, memang seharusnya perlibatan keluarga pada pendidikan  diera kekinian sangat diperlukan agar lahir generasi-generasi terbaik bangsa. #sahabatkeluarga


Referensi :
Uniknya perlibatan keluarga di SMK Telkom Malang : https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4906

Post a Comment for "Perlibatan Keluarga Pada Penyelenggaran Pendidikan di Era Kekinian"