Laporan Halogen
A.
Latar Belakang
Golongan halogen adalah kelompok unsur-unsur yang sangat
kontras terhadap golongan alkali. Alkali adalah kelompok logam yang sangat
reaktif dan elektropositif sedangkan halogen adalah kelompok nonlogam yang
sangat reaktif dan elektronegatif. Paling reaktif untuk alkali terdapat pada
unsur paling bawah sedangkan untuk halogen terdapat pada unsure paling atas
dari golongannya dalam sistem periodik unsur (Sugiyarto, 2004, hal: 234)
Halogen berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pembentukan
garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan
logam untuk membentuk garam. Contohnya, iodin bereaksi dengan Na menghasilkan
senyawa natrium iodat, NaIO3. Unsur-unsur halogen dalam sistem periodik
terletak pada golongan VII A dengan subkulit ns2 ns5 . Konfigurasi
elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan
negatif satu. Hal tersebutlah yang membuat halogen tidak terdapat dalam keadaan
bebas di alam, tetapi ia ditemukan dalam bentuk senyawa garamnya. Unsur-unsur
halogen terdiri dari flourin (F2), Klorin(Cl2), Bromin (Br2), Iodin (I2) dan
Astatin (At2). Dari kelima unsur halogen ini hanya astatin yang bersifat
radioaktif, sehingga masih banyak sifat-sifatnya yang belum diketahui. (Saksikan Juga video cara penentuan karakteristik unsur halogen)
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu uji untuk menentukan karakteristik unsur-unsur halogen
B.
Tujuan Laporan Halogen
Tujuan dari percobaan ini adalah ialah untuk mengetahui
sifat fisik dan sifat kimia senyawa halogen dengan metode fluoresein dan garam
halida.
C.
Alat dan Bahan Uji halogen
Alat
a. Botol
semprot 1
buah
b. Bunsen 1
buah
c. Gelas
kimia 50 mL 3
buah
d. Penjepit 1
buah
e. Pipet 6
buah
f. Rak
tabung reaksi 1
buah
g. Tabung
reaksi 6
buah
Bahan
1.
Amilum (C6H12O6)
2.
Aquadest (H2O)
3.
Kertas saring
4.
Larutan KI 10 %
5.
Larutan AgNO3 0,05
M
6.
Larutan Pb(NO3)2 0,05
M
7.
Larutan NaCl 0,05 M
8.
Larutan NaBr 0,05 M
9.
Prosedur Kerja
D. Prosedur Kerja Uji Unsur Halogen
1. Uji halogen bebas
a.
Merendam kertas saring
dalam larutan fluoresein.
b.
Mengeringkan kertas saring
fluoresein tersebut.
c.
Meneteskan larutan NaBr dan
KI pada rendaman kertas saring.
d.
Mengamati perubahan warna
yang terjadi pada kertas saring tersebut.
2. Uji garam halida
a.
Memipet NaCl, NaBr dan KI
sebanyak 1 mL ke dalam 2 buah tabung reaksi
b.
Menambahkan AgNO3 dan
Pb(NO3)2 beberapa tetes pada masing-masing tabung
reaksi.
c.
Memanaskan larutan yang
ditetesi dengan Pb(NO3)2 dan NaCl.
d.
Mengamati perubahan yang
terjadi.
E.
Pembahasan Percobaan Halogen
Pada uji
halogen bebas digunakan kertas Fluoresein dan kertas Fluoresein KBr sebagai
penguji. Sebelum menguji KI dan NaBr kertas fluoresein dibuat dengan cara
mencelupkan kertas saring pada larutan fluoresein yang berwarna kuning kemudian
dikeringkan, hal ini dilakukan pula kertas pada fluorosein KBr
dimana kertas saring dicelupkan pada larutan KBr yang berwana kuning orange
kemudian dikeringkan. Perbedaan kedua kertas tersebut ialah kertas fluoresein
lebih spesifik dalam pengujian Br2 dan I2 sedangkan pada fluorosein
KBr lebih spesik dalam pengujian Cl2. Setelah kedua kertas kering, barulah
pengujian dilakukan yaitu pertama kertas fluoresein ditotolkan dengan larutan
KI 10% menghasilkan bercak kuning pada kertas, kemudian ditotolkan dengan
larutan NaBr 0,05 M menghasilkan bercak kuning pada kertas. Pada fluoresein KBr
larutan KI 10% yang ditotolkan menghasilkan bercak warna kuning pada kertas dan
menghasilkan bercak warna tak berwarna pada saat larutan NaBr ditotolkan. Dari
hasil warna bercak yang ditimbulkan menandakan bahwa tidak terdapat senyawa
halogen pada larutan yang diuji. Begitu pula halnya pada uji amilum, kertas
fluoresein tersebut tidak berwarna. Hasil yang diperoleh dari uji halogen bebas
tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa larutan yang mengandung Iodin
(I2) akan menimbulkan bercak merah muda pada kertas saring dan adanya Bromin
(Br2) ditandai dengan terbentuknya bercak hijau pada kertas fluoresen sedangkan
pada kertas fluoresein-KBr akan terbentuk bercak biru pada kertas saring jika
terdapat Iodin (I2) dan Bromin (Br2) pada suatu larutan. Hal tersebut terjadi
karena pengaruh dari larutan atau zat yang digunakan pada percobaan ini sudah
lama dibuat dan tersimpan dalam botol sehingga menyebabkan kandungan dari zat
tersebut sudah hilang dan menyebabkan tidak terjadi perubahan warna pada saat
dilakukan percobaan tersebut.
Pada pembuatan garam halida 0,05 M NaCl
sebanyak 1 mL ditambahkan satu tetas AgNO3 0,05 M dimana masing-masing larutan
tak berwarna menghasilkan warna larutan keruh (putih susu) dan 1 mL NaCl 0,05 M
yang ditambahkan dengan satu tetes larutan Pb(NO3)2 0,05 M tak berwarna
kemudian dipanaskan menghasilkan larutan jernih. Pada NaBr 0,05 M sebanyak 1 mL
larutan tak berwarna ditambahkan dengan satu tetas AgNO3 0,05 M menghasilkan
warna larutan keruh (putih + ada endapan coklat) dan 1 mL NaBr 0,05 M yang
ditambahkan dengan satu tetes larutan Pb(NO3)2 0,05 M menghasilkan larutan
bening. Sedangkan pada larutan KI 10% yang tidak berwarna menghasilkan warna
larutan menjadi agak keruh (putih kehijauan + ada endapan) setelah diitambahkan
satu tetas AgNO3 0,05 M dan menghasilkan warna larutan kuning dan terdapat
endapan kuning setelah ditambahkan satu tetes larutan Pb(NO3)2 0,05 M. Pada
pembuatan garam halida juga diperoleh hasil yang positif sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa larutan NaCl yang diteteskan dengan larutan AgNO3 menyebabkan
larutan berubah menjadi keruh dan larutan NaCl yang ditambahkan dengan larutan
Pb(NO3)2 akan menghasilkan warna jernih pada larutan setelah dipanaskan,
pada larutan NaBr yang ditetesi dengan larutan AgNO3 menghasilkan warna
keruh pada laruan dan tampak agak keruh pada larutan NaBr setelah ditetesi
dengan larutan Pb(NO3)2, dan pada larutan KI setelah ditetesi dengan larutan
AgNO3 akan tampak warna agak keruh pada larutan dan akan timbul endapan
warna kuning pada larutan setelah larutan ditetesi dengan larutan Pb(NO3)2. Hal
tersebut terjadi karena halogen bersifaf menerima satu elektron dari atom atau
unsure lain atau dengan menggunakan pasangan electron secara bersama hingga
membentuk ikatan kovalen. Atom unsure halogen sangat mudah menerima elektron
dan membentuk ion bermuatan negative satu sehingga dapat bereaksi dengan unsure
lain dan membentuk garam halida apabila direaksikan dengan unsure atau senyawa.
Sumber Laporan Halogen :
Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
dan disarikan dari berbagai sumber
Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
dan disarikan dari berbagai sumber
Post a Comment for "Laporan Halogen"